Sekolah standar nasional dan standar internasional bukan sekolah eksklusif yang hanya untukanak-anak kaya. Anak-anak pandai meski miskin bisa juga masuk ke sekolah tersebut. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Depdiknas Suyanto mengatakan setiap orang memilikipeluang yang sama untuk memasuki sekolah berstandar nasional maupun internasional."Jadi sekolah tersebut untuk siapa saja, bukan sekolah eksklusif. Dan, tidak membedakan menurut jenis kelamin, statussosial ekonomi, agama, dan lokasi geografis," kata Suyanto ketika membuka Workshop Program Sekolah BertarafInternasional dan Sekolah Standar Nasional di Bogor, Jawa Barat, Rabu (21/3) malam.Ia mengatakan setiap orang tanpa memandang asal usulnya mempunyai akses yang sama terhadap sekolah tersebutpada semua jenis, jenjang dan jalur pendidikan. Sekolah dengan standar tersebut, kata Suyanto, dikatakan bermutumemiliki proses belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan serta pro perubahan. Yaitu, prosesbelajar mengajar yang menekankan pengembangan daya kreasi, inovasi, dan eksperimentasi untuk menemukankemungkinanan-kemungkinan atau ide-ide baru yang belum pernah ada. Sehingga, output-nya memiliki keunggulan-keunggulan mutu secara nasional dan sekaligus internasional. Baik itu menyangkut aspek kognitif, afektif, maupunpsikomotornya.Menurut dia, sekolah dengan standar tersebut di tingkat SD hendaknya dikembangkan prinsip relevansi, yaitu sesuaidengan kebutuhan peserta didik, kebutuhan keluarga, kebutuhan berbagai sektor dan sub-sub sektornya, serta sesuaidengan tuntutan lokal dan internasional."Yang terakhir ini mempunyai implikasi penting, yakni sekolah internasional harus mampu meningkatkan kemampuandaya saing lulusannya, sehingga sekolah tersebut dituntut untuk pro perubahan dengan tuntutan-tuntutan internasionaldi bidang iptek," ujarnya.Pengembangan sekolah ini dituntut menganut prinsip-prinsip tata kelola yang baik, yaitu partisipasif, transparan,akuntabel, profesional, demokratis, tanggung jawab, pelayanan prima, dan yang penting ada kepastian jaminan mutu.Akan tetapi, menurut Suyanto, pengembangan sekolah bermutu ini tetap memegang teguh pengembangan jati diribangsa atau nilai-nilai bangsa Indonesia. Di samping mengembangkan daya progresif global yang diupayakan melalui pengenalan, penghayatan, dan penerapannilai-nilai yang diperlukan dalam era global, yaitu religi, iptek, ekonomi, seni, solidaritas dan etika global. "Untukmemperlancar komunikasi global sekolah ini menggunakan bahasa internasional, terutama bahasa Inggris danmenggunakan teknologi komunikasi informasi (ICT)," katanya. (cn/broto http://www.menkokesra.go.id
Catat Ulasan