Bisa membaca dan gemar membaca, dua hal yang sangat berbeda. Sejauh ini jika diperhatikan, banyak orang tua yang anak-anaknya dalam pertumbuhan hanya berupaya mengarahkan anaknya bisa membaca lebih dini tapi tidak dalam konteks gemar membaca.
Selain itu, ketika anak-anak sudah bisa membaca, kenyataannya mereka tidak diarahkan membaca sebagai suatu kebutuhan yang harus dilakukan setiap waktu. Jika dihubungkan dengan kondisi teknologi audio visual yang semakin cangih, bisa jadi masyarakat begitu terbuai dengan sajian informasi yang up to date. Hanya dengan cara mendengar dan melihat, berbagai informasi yang dibutuhkan setiap hari bisa diketahui. Kondisi tersebut banyak membuat orang dewasa mengabaikan kebiasaan membaca. Bagi orang tua yang memiliki anak, disadari atau tidak dapat kondisi tersebut dapat mempengaruhi anak-anak mereka.
Seperti yang diungkapkan Psikolog Bibiana Dyah Sucahyani. Menurut Bibiana, menanamkan budaya membaca pada anak yang paling penting keteladanan dari orang tua anak bersangkutan. Artinya membuat anak gemar membaca dimulai dari orangtuanya dulu. Dalam hal ini bagaimana orang tua sejak dini dapat mengapresiasikan budaya baca pada anak dengan memberi contoh langsung kepada anak-anak. "Orang tua juga harus memberi contoh kalau ia juga suka membaca, tidak mungkin mengharapkan anak gemar membaca sementara orang tuanya sendiri tidak suka," ungkap psikolog yang juga ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah Kepri.
Lanjut psikolog yang biasa disapa Dhea ini, orang tua merupakan contoh yang paling nyata yang mudah ditiru oleh anak-anaknya. Apapun aktivitas yang dilakukan orang tuanya, dengan sendiri biasanya anak akan ikut.
"Tinggal bagaimana orang tua dapat mengarahkan dan menggunakan metode yang benar dan membuat anak merasa nyaman sehingga tertarik untuk membaca," sarannya.
Sesuai dengan pertumbuhan anak, ada proses bagaimana caranya supaya anak jadi gemar membaca. Misalnya, orang tua dapat menumbuhkan minat baca pada anak dengan rajin mendongeng dan memperkenalkan buku-buku cerita yang disesuaikan dengan usianya. Membiasakan memberi hadiah berupa buku pada anak sejak dini juga sangat bagus untuk membiasakan anak terhadap buku.
Banyaknya jenis buku yang ada, menurut Dhea orang tua harus dapat memilih buku yang tepat buat anaknya. Cara ini dapat menngurangi kemungkinan anak jenuh dengan buku tersebut. Misalnya saja, anak usia 0-2 tahun, pada masa ini anak-anak sedang pada taraf melatih motorik sehingga cara yang paling baik adalah orangtua aktif mendongeng dengan menggunakan buku-buku yang mengunakan gambar-gambar dengan aneka warna yang menarik, berbau atau berbunyi. Saat mendongeng orang tua harus dapat memberi beberapa contoh yang mudah dipahami anak.
Selain membiasakan anak dengan buku-buku di rumah, sesekali mengajak anak jalan-jalan ke toko buku, dapat memberikan nuansa yang lain bagi anak untuk mencintai buku.
NingrumBawa ke Toko BukuSelain menunjukan kebiasaan Ningrum dan suaminya yang suka membaca di rumah, Ningrum juga suka membawa kedua anaknya ke toko buku. "Dalam satu bulan, ada beberapa kali saya dan suami mencari buku bacaan, karena melihat kebiasaan kami, anak-anak juga jadi suka dengan buku dan di toko buku mereka sudah tahu posisi buku-buku yang mereka sukai," ujar ibu dua anak ini.
Meskipun kedua anaknya masih balita, usia empat tahun dan dua tahun, menurutnya justru sejak dini anak menyenangi buku akan lebih baik. "Meskipun tidak mengharuskan anak-anak harus mau membaca, tapi ternyata aktivtas kami mempengaruhi anak-anak juga," papar Ningrum senang.
Melihat ketertarikan kedua anaknya dengan buku, sejak dini Ningrum mulai membekali mereka dengan buku bacaaan yang menarik. "Sesuai dengan usia mereka, untuk saat ini tentu saja mereka menyukai buku-buku yang bergambar," jelasnya.
HeriMetode Fonem, Tidak hanya Bisa Membaca
Sementara menurut Heri dari Yayasan Fonem di Sungai panas, metode anak belajar membaca sangat mempengaruhi apakah ke depannya anak suka membaca atau tidak. Karena alasan itu jika ingin anak tidak sekadar bisa membaca, metode saat mengajarkan anak membaca harus diperhatikan. "Dulu yang kita tahu belajar membaca dengan mengeja uruf, tapi itu sebenarnya kurang efektif, karena anak jadi menghafal huruf, bukan memahami setiap uruf yang ada,’’ ujar Heri.
Dengan metode fonem, kata Heri, anak akan lebih memahami setiap huruf yang mereka ketahui. Sesuai dengan arti fonem itu sendiri, bunyi terkecil dari sebuah huruf, maka metode pengajarannya setiap uruf dalam kata yang disebutkan bahasa yang digunakan lebih ditekankan. Heri mencontohkan kata "makan" maka saat mengenalkan huruf ditekankan setiap huruf yang terkait didalamnya dimulai dari kata M,’’ ujarnya. Tidak hanya menekatkan huruf yang disebutkan, suasana belajar juga harus menyenangkan dan pengenalan huruf juga dibantu dengan menggunakan lambang-lambang yang begitu dikenal anak.
"Seperti M identik dengan lambang MC Donald yang pasti anak tahu, ini akan membuat suasana belajar jadi menyenangkan,’’ ujar Heri yang juga Kepala Superbrain Batam. (dew)
Tips Agar Anak Gemar Membaca
- Orang tua harus jadi teladan juga, jadi orang tua tunjukkan hobi membaca. - Biasakan memberi hadiah berupa buku pada anak- Sempatkan diskusi tentang buku yang dibaca - Obrolan antara ortu dan anak sedapat mungkin dikaitkan dengan bacaan, misalnya: lihat lah gedung itu dirancang seperti rumah pangeran dalam dongeng seribu satu malam.- Tidak perlu ruangan khusus untuk membaca, namun perpustakaan keluarga akan membantu anak untuk mengetahui aneka bacaan dan memilih yang disukainya.- Pilihkan buku-buku aneka warna, yang berbunyi, yang berbau, bergambar banyak dan hal-hal yang menarik anak lainnya, supaya anak menjadi suka dan mau mulai membukanya pada anak-anak usia dini.- Jika anak bertanya, walaupun ibu sudah tahu jawabannya, usahakan referensi kebuku.
http://www.batampos.co.id
Catat Ulasan