Oleh : Drs. Sugiarto, MA.*)
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah ada perbedaan hasil belajar membaca antara siswa laki-laki dan perempuan yang diajar dengan menggunakan teknik skimming. Penelitian ini dilakukan di SLTP Muhammadiyah 31 Rawamangun Jakarta Timur pada CAWU I tahun ajaran 2001-2002 dengan populasi semua siswa dan sampelnya siswa tingkat II sebanyak 34 orang yang diambil dengan teknik acak bertujuan. Data penelitian ini dijaring dengan menggunakan instrumen berupa tes membaca, sedangkan materinya disesuaikan dengan topik-topik atau pokok bahasan yang sudah diajarkan di kelas yang diteliti. Data yang terjaring selanjutnya dianalisis dengan menggunakan t-test dengan taraf signifikansi (a) = 0,05 untuk mengetahui hasil perbedaan membaca antara siswa laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata membaca siswa perempuan sebesar 92,12 adalah secara signifikan lebih tinggi dari pada nilai rata-rata membaca siswa laki-laki sebesar 91,53.
Kata kunci: teknik membaca, skimming, scanning, kemampuan berbahasa.
*) Drs. Sugiarto, MA Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Negeri Jakarta
--------------------------------------------------------------------------------
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Membaca merupakan salah satu di antara empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) yang penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh setiap individu. Dengan membaca, seseorang dapat bersantai, berinteraksi dengan perasaan dan pikiran, memperoleh informasi, dan meningkatkan ilmu pengetahuannya. Menurut Bowman and Bowman (1991: 265) membaca merupakan sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning). Dengan mengajarkan kepada anak cara membaca berarti memberi anak tersebut sebuah masa depan yaitu memberi suatu teknik bagaimana cara mengekplorasi “dunia” mana pun yang dia pilih dan memberikan kesempatan untuk mendapatkan tujuan hidupnya.
Membaca bukanlah suatu kegiatan pembelajaran yang mudah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam membaca. Secara umum faktor-faktor tersebut dapat diidentifikasi seperti guru, siswa, kondisi lingkungan, materi pelajaran, serta teknik mempelajari materi pelajaran.
Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam membaca adalah penguasaan teknik-teknik membaca. Ada beberapa teknik membaca yang dapat diterapkan untuk dapat mencapai prestasi membaca yang baik, diantaranya dengan teknik survei, question, read, recite, dan review (SQ3R), dan teknik scanning and skimming. Penelitian ini dilakukan untuk membuktian apakah teknik skimming dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar membaca serta mengevaluasi apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa laki-laki dan perempuan.
Perbedaan hasil belajar membaca antara siswa laki-laki dan perempuan yang diajar dengan teknik skimming dianggap perlu untuk diteliti karena menurut teori keduanya memiliki karakteristik yang berbeda dalam minat baca dan kemampuan linguistiknya. Misalnya, secara teori kemampuan linguistik perempuan pada umumnya berkembang lebih dahulu dan lebih baik jika dibandingkan dengan laki-laki. Harris (1998:58) mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan dalam sikap belajar. Misalnya perempuan biasanya menggunakan strategi belajar yang lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Perbedaan karakteristik ini dapat berpengaruh terhadap kemampuan skimming mereka.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah yang terkait dengan penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
(1) Bagaimana cara meningkatkan keterampilan membaca siswa?
(2) Bagaimana mengajarkan membaca dengan teknik skimming?
(3) Apakah ada perbedaan hasil belajar membaca antara siswa laki-laki dan perempuan yang diajar dengan teknik skimming?
(4) Bagaimana tingkat signifikansi teknik membaca dengan teknik skimming terhadap hasil belajar siswa?
Pertanyaan yang muncul di atas terlalu luas, maka dalam penelitian ini dibatasi pada pembuktian apakah ada pengaruh latihan membaca dengan teknik skimming terhadap hasil belajar siswa, serta pengkajian apakah ada perbedaan prestasi antara siswa laki-laki dan perempuan. Dengan demikian, permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa laki-laki dan perempuan yang diajar dengan teknik skimming?
2. Kajian Literatur
2.1 Hakikat Membaca
Tentang kegiatan membaca, para ahli memberikan definisi yang berbeda tetapi pada dasarnya mereka mempunyai persamaan persepsi tentang membaca, yaitu merupakan sebuah proses. Allen dan Valette (1977: 249) mengatakan bahwa membaca adalah sebuah proses yang berkembang (a developmental process). Pada tahap awal, membaca sebagai suatu pengenalan simbol-simbol huruf cetak (word recognition) yang terdapat dalam sebuah wacana. Dari membaca per huruf, per kata, per kalimat, kemudian berlanjut dengan membaca per paragraf dan esei pendek.
Kustaryo (1988:2) menyimpulkan bahwa pengertian membaca adalah suatu kombinasi dari pengenalan huruf, intellect, emosi yang dihubungkan dengan pengetahuan si pembaca (background knowledge) untuk memahami suatu pesan yang tertulis. Menurut Kustaryo, yang kurang lebih sama seperti yang diungkapkan Allen dan Valette (1977), untuk seorang pemula membaca berarti mengenal simbol (printed symbol) dari sebuah bahasa. Pemahaman bacaan secara bertahap akan dikuasai setelah tahap word recognition ini dikuasai. Tentunya setelah mengadopsi strategi-strategi membaca yang sesuai dengan tujuannya.
Davies (1997: 1) memberikan pengertian membaca sebagai suatu proses mental atau proses kognitif yang di dalamnya seorang pembaca diharapkan bisa mengikuti dan merespon terhadap pesan si penulis. Dari sini dapat dilihat bahwa kegiatan membaca merupakan sebuah kegiatan yang bersifat aktif dan interaktif. Dengan pengetahuannya, pembaca harus bisa mengikuti jalan pikiran penulis dan dengan daya kritisnya ditantang untuk bisa merespon dengan menyetujui atau bahkan untuk tidak menyetujui gagasan atau ide-ide yang dilontarkan seorang penulis.
2.2 Hakikat Skimming
Menurut Wiener dan Bazerman (1978: 65), skimming adalah proses membaca cepat untuk mencari fakta. Orang yang membaca dengan menggunakan teknik skimming harus melihat kalimat-kalimat yang diperkirakan mengandung informasi yang diperlukan secara cepat untuk mendapatkan fakta-fakta yang ada dalam setiap paragraf. Jadi, ketika seseorang melakukan skimming, ia berarti tengah mencari jawaban dari suatu pertanyaan.
Untuk melakukan proses skimming dengan benar perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :(1) Seorang pembaca perlu memastikan bahwa dirinya mengetahui informasi yang dibutuhkan, (2) Seorang pembaca harus melihat baris demi baris, kalimat per kalimat secara cepat, (3) Seorang pembaca perlu mengingat dan berpikir tentang informasi yang dibutuhkan selama ia melakukan proses skimming, dan (4) Pembaca perlu memperlambat proses skimmingnya ketika mendapatkan kalimat-kalimat yang memungkinkan untuk mendapatkan informasi yang dicarinya.
Mikulecky (1990 : 138-139) menambahkan bahwa skimming adalah salah satu teknik membaca secara cepat. Skimming yang efektif memerlukan kemampuan pembaca untuk dapat memproses teks secara cepat sehingga mendapatkan gambaran umum tentang teks tersebut. Skimming berbeda dengan scanning, teknik lain membaca secara cepat. Scanning berguna untuk menemukan informasi khusus dari sebuah teks, seperti nomor telepon, sebuah kata di kamus, tanggal lahir pada buku biografi dan lain-lain. Akan tetapi, skimming lebih komprehensif. Skimming yang efektif membutuhkan pengetahuan tentang organisasi teks, kata-kata kunci (lexical clues), kemampuan untuk menentukan pikiran utama (main idea), dan kemampuan membaca lainnya.
Skimming dilakukan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dan untuk menentukan apakah akan meneruskan membaca atau tidak, atau untuk me-review teks yang telah dibaca.
Langkah-langkah yang disarankan Mikulecky (1990) untuk melakukan skimming pada sebuah artikel adalah sebagai berikut: (1) Bacalah paragraf pertama dan kedua untuk mendapatkan overview dari sebuah artikel, (2) Pada paragraf ketiga dan selanjutnya, mulailah tinggalkan bagian-bagian yang tidak diperlukan dan bacalah kalimat-kalimat dan frase-frase kunci untuk mendapatkan main idea dan beberapa detail yang dibutuhkan, dan (3) Bacalah seluruh paragraf terakhir yang biasanya merupakan sebuah rangkuman dari sebuah artikel.
2.3 Perbedaan Sikap Belajar dan Kebiasaan Cara Membaca Antara Laki-laki dan Perempuan
2.3.1 Perbedaan Sikap Belajar Bahasa
Beberapa peneliti setuju bahwa kemampuan linguistik perempuan berkembang lebih dahulu dan lebih baik jika dibandingkan dengan laki-laki. Gipps, seperti yang dikutip oleh Callaghan (1998: 3), berpendapat bahwa suprioritas linguistik perempuan sedikit sekali pengaruhnya terhadap performance dan kemampuan berbahasanya. Mereka menolak anggapan bahwa perbedaan gender itu dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik, hormon, atau struktur otak. Yang mempengaruhi perbedaan ini adalah faktor-faktor lingkungan dan sosio-psikologi.
Maubach dan Morgan (2001: 41-42), dengan mengutip dari beberapa peneliti, mengatakan bahwa faktor-faktor seperti sosialisasi, tekanan sosial, seks dan karir, dan sikap terhadap pelajaran dan guru sangat membantu perkembangan bahasa perempuan. Pendapat ini diperkuat oleh pernyataan Goodwyn yang dikutip oleh Daly (Davison and Moss ed., 2000: 228), bahwa dalam hal kemampuan antara laki-laki dan perempuan sebenarnya tidak ada perbedaan yang esensial, tetapi perbedaan itu terletak pada sikap. Perbedaan sikap ini juga terjadi dalam mengimplementasikan strategi-strategi belajar membaca. Menurut Oxford (Harris, 1998: 58) perempuan lebih banyak menggunakan strategi-strategi belajar membaca dibandingkan dengan laki-laki.
2.3.2 Perbedaan Kebiasaan Cara Membaca
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa perbedaan sikap akan mempengaruhi kemampuan berbahasa laki-laki dan perempuan. Dari sikapnya yang self confident, laki-laki cenderung menyukai berbicara secara spontan dalam bahasa asing. Akan tetapi, menurut Browne (1996), yang dikutip oleh Maubach dan Morgan (2001: 45), laki-laki mempunyai kesulitan lebih banyak daripada perempuan dalam bidang membaca dan menulis. Perempuan lebih banyak membaca dan menghasilkan tulisan jika dibandingkan dengan laki-laki pada tahun-tahun pertama.
Akan tetapi seperti diungkapkan sebelumnya bahwa faktor-faktor luar sangatlah berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa seseorang, juga dalam kemampuan membaca. Menurut Harris (1998: 59) laki-laki lebih memilih untuk membaca informasi-informasi faktual daripada cerita dan hanya mencari informasi tertentu yang diinginkannya daripada membaca dari awal sampai akhir. Mereka lebih menyukai membaca untuk kebutuhan dan kesenangan pribadi. Ini bukan hanya untuk menambah motivasi belajar, tapi juga untuk mengindikasikan bahwa pengetahuan awal itu penting untuk memfasilitasi pemahaman suatu bacaan.
Barton (1997: 13) juga menyatakan bahwa beberapa anak laki-laki cenderung berpendapat bahwa membaca novel fiksi merupakan pekerjaan perempuan, dan mereka cenderung membaca suatu teks informasi, majalah, komik, koran dan artikel dalam internet. Kedua ahli tersebut sebenarnya mendukung atau setuju dengan hasil penelitian Bugel dan Buunk (1996: 15-27) yang menyatakan bahwa interest dan prior-knowledge sangat mempengaruhi nilai pemahaman bacaan seseorang. Perempuan mempunyai interest dan prior knowledge yang berbeda dengan laki-laki. Perempuan cenderung mempunyai minat terhadap bacaan yang bersifat feminin. Sebaliknya, laki-laki menyukai topik bacaan yang bersifat maskulin. Untuk topik-topik yang netral, tidak ada suatu perbedaan yang signifikan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perbedaan cara membaca bisa dipengaruhi oleh topik bacaan yang dibaca karena adanya perbedaan minat dan pengetahuan si pembaca. Perbedaan topik yang didasarkan atas perbedaan minat dan pengetahuan awal akan mempengaruhi motivasi apakah ia akan membaca seluruh bacaan dari awal sampai akhir atau hanya membaca informasi-informasi yang dibutuhkannya saja.
3. Metodologi
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 31 Jakarta, Jl. Balai Pustaka Barat, Rawamangun, Jakarta Timur pada Cawu I tahun akademik 2001/2002.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan variabel bebas pengajaran membaca dengan menggunakan teknik skimming. Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar membaca bahasa Inggris yang diperoleh siswa.
Waktu belajar untuk setiap sesi adalah 45 menit, dan rata-rata waktu belajar di tempat penelitian ini adalah 2 x 45 menit (90 menit). Jumlah pertemuan yang dilakukan untuk penelitian ini adalah 12 kali tatap muka.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Sebagai populasi target adalah seluruh siswa SLTP Muhammadiyah 31 Jakarta sebanyak sembilan kelas yang terdiri dari tiga tingkat I, tiga tingkat II, dan tiga tingkat III dengan jumlah total 384 siswa. Sedangkan, yang dijadikan populasi terjangkau untuk penelitian ini adalah siswa tingkat II yang semuanya berjumlah 128 siswa. Penelitian ini sengaja tidak mengambil siswa tingkat I untuk dijadikan populasi karena materi bacaannya dianggap terlalu sederhana untuk diajarkan dengan menggunakan teknik skimming. Sementara itu, penelitian ini juga tidak mengambil tingkat III sebagai populasi target karena mereka harus bersiap diri untuk menghadapi EBTA dan Ujian Akhir Nasional.
Sedangkan sampel untuk penelitian ini adalah satu tingkat II SLTP Muhammadiayh 31 Jakarta yang terdiri dari 34 siswa.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar membaca siswa adalah soal tes membaca yang berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 15, dengan masing-masing soal terdiri dari empat pilihan jawaban: A, B, C, dan D. Sebelum digunakan, soal tes membaca tersebut diujicobakan di tingkat IIB SLTP Muhammadiyah 31 Jakarta, dan diikuti oleh 39 siswa. Uji coba tersebut dimaksudkan untuk melihat tingkat keabsahan dan kehandalan soal yang digunakan.
3.5 Teknik Analisis Data
Untuk meneliti hasil belajar membaca yang dicapai oleh siswa serta melihat perbedaan hasil belajar membaca antara siswa laki-laki dan perempuan dipakai teknik statistik dengan menggunakan rumus t-test.
4. Kerangka Berpikir
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting di samping tiga keterampilan berbahasa lainnya. Karena membaca merupakan sarana untuk mempelajari dunia lain yang diinginkan. Manusia bisa memperluas pengetahuan, bersenang-senang, dan menggali pesan-pesan tertulis hanya dengan membaca. Akan tetapi, membaca bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Membaca adalah sebuah proses yang bisa dikembangkan dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai dengan tujuan membaca tersebut.
Salah satu teknik yang bisa mengembangkan membaca adalah teknik skimming. Dengan teknik skimming, seseorang dengan cepat bisa memperoleh suatu gambaran umum tentang apa yang sedang dibacanya. Teknik ini sangat bermanfaat bagi seseorang yang mempunyai sedikit waktu, tetapi ingin mengetahui secara cepat general information tanpa mempedulikan secara rinci kata-kata sulit dan informasi yang mendetail.
Dalam hubungannya dengan perbedaan jenis kelamin, ternyata beberapa ahli menemukan suatu perbedaan sikap dan cara membaca antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki mempunyai kesulitan lebih banyak dalam membaca jika dibandingkan dengan perempuan, sehingga nilai reading comprehension laki-laki adalah lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan. Perbedaan ini ternyata lebih banyak dipengaruhi oleh sikap mereka, interest, background knowledge, bahan dan topik bacaan yang dipilih, serta motivasi untuk membaca.
Dari penjelasan di atas ternyata ada suatu perbedaan sikap dan cara antara laki-laki dan perempuan dalam membaca. Dari dua kesimpulan ini bisa ditarik sebuah hipotesis bahwa ada perbedaan antara kemampuan skimming laki-laki dan perempuan. Untuk itu, diperlukan sebuah eksperimen untuk membuktikan apakah ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan skimming laki-laki dan perempuan terhadap hasil belajar membaca.
5. Hasil Penelitian dan Pembahasan
5.1 Deskripsi Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah: (1) Hasil belajar siswa perempuan setelah diajar dengan teknik skimming mempunyai nilai rata-rata 92,12, jumlah nilai simpangan yang dikuadratkan sebesar 531,71 dengan jumlah subyek sebanyak 17 dan, (2) Hasil belajar membaca siswa laki-laki setelah diajar dengan teknik skimming mempunyai nilai rata-rata 91,53, jumlah nilai simpangan yang dikuadratkan sebesar 486,7 dengan jumlah subyek sebanyak 17.
5.2 Pengujian Hipotesis
Berdasarkan kalkulasi analisis data dengan uji t, didapatkan nilai t-hitung sebesar 1,44. Untuk mengetahui apakah Ho ditolak atau tidak pada taraf signifikan 0,05 untuk tes satu arah (one tailed), maka nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel untuk derajat kebebasan (dk) sebesar 32 setelah diinterpolasi adalah 0,013, ternyata nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel (1,44 > 0,013). Ini berarti hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar membaca antara siswa laki-laki dan perempuan yang diajar membaca dengan teknik skimming ditolak. Hal ini berarti sama dengan hasil penelitian.
5.3 Pembahasan
Dari analisis data diperoleh hasil sebagai berikut: nilai rata-rata siswa perempuan (X1) sebesar 92,12 dan nilai rata-rata siswa laki-laki (X2) sebesar 91,53. Hal ini menunjukkan bahwa apa yang telah diungkapkan oleh para ahli dalam kajian teori dapat diterima bahwa kemampuan linguistik dan keterampilan siswa perempuan dalam mengaplikasikan teknik-teknik belajar membaca cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan siswa laki-laki. Jumlah kuadrat simpangan/nilai deviasi kelompok siswa perempuan adalah 531,71 dan kelompok siswa laki-laki adalah sebesar 486,70. Setelah dihitung dengan rumus t-test menghasilkan t-hitung sebesar 1,44. Hasil interpolasi derajat kebebasan adalah 32.
Jadi t-hitung lebih besar dari t-tabel (1,44 > 0,013). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar membaca siswa perempuan dan siswa laki-laki.
Menurut teori yang diungkapkan oleh para ahli bahwa kemampuan linguistik perempuan lebih baik dan berkembang lebih cepat dibandingkan dengan kemampuan linguistik laki-laki. Selain itu, siswa perempuan cenderung menggunakan pendekatan yang bervariasi dalam mempelajari bahasa dibandingkan dengan laki-laki. Bahkan, minat siswa perempuan dalam mempelajari bahasa menurut teorinya juga lebih tinggi dibandingkan dengan minat laki-laki. Semua ungkapan teoritis tersebut telah terbukti benar dalam penelitian ini. Namun demikian, tidak berarti bahwa kecenderungan tersebut tidak dapat diubah sama sekali. Hal ini tergantung pada upaya-upaya yang dilakukan oleh para guru bahasa Inggris dan para peneliti yang berminat dalam hal tersebut. Artinya, bila dilakukan pendekatan-pendekatan tertentu yang sesuai dengan minat siswa laki-laki bukan tidak mungkin bahwa mereka juga dapat mencapai prestasi yang sama dengan siswa perempuan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan memberikan pendekatan alternatif sehingga dapat menumbuhkembangkan minat siswa laki-laki dalam mempelajari bahasa. Dengan harapan bahwa keduanya, yaitu siswa perempuan dan laki-laki dapat memperoleh prestasi yang lebih baik.
5.4 Keterbatasan Penelitian
Meskipun telah diusahakan secara maksimal untuk dapat melaksanakan penelitian ini, tetapi tidak dapat dihindari bahwa penelitian ini mempunyai kelemahan-kelemahan. Misalnya, eksperimen pengajaran membaca dengan teknik skimming tidak dapat dilakukan dalam waktu lebih lama dari tiga minggu untuk menghindari agar tidak mengganggu proses pembelajaran yang sudah terjadwal.
Koefisien reliabilitas soal tes membaca yang digunakan sebagai instrumen penelitian tergolong rendah, yaitu 0,23. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya perbedaan prosedur pembuatan tes yang dilakukan oleh tim peneliti dengan kebiasaan yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan dalam membuat soal-soal tes membaca. Peneliti tidak melakukan perbaikan instrumen dikarenakan dapat mengganggu proses belajar para siswa di sekolah tersebut. Sesungguhnya, setiap perbaikan instrumen perlu diujicobakan dan dilakukan tes ulang terhadap siswa yang diteliti, sedangkan izin yang diberikan oleh pihak sekolah terhadap peneliti waktunya sangat terbatas.
6. Simpulan dan Saran
6.1 Simpulan
Telah terbukti secara empiris bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel, yaitu 1,44 > 0,13. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar membaca siswa laki-laki dan perempuan yang diajar dengan teknik skimming. Kesimpulan ini memperkuat sebagian pendapat yang mengatakan bahwa kemampuan linguistik perempuan berkembang lebih dahulu dan lebih baik jika dibandingkan dengan laki-laki. Dengan kata lain, pendapat ini dapat dikatakan bahwa kemampuan membaca siswa laki-laki dan siswa perempuan memang berbeda.
6.2 Saran
Mengingat koefisien reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini tergolong rendah, maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan memperbaiki atau menyempurnakan instrumen yang ada sehingga dapat dilakukan penelitian yang lebih baik. Bagi guru bahasa Inggris disarankan untuk meningkatkan pemahaman tentang teknik skimming selain juga mengetahui tahapan-tahapan penerapan teknik tersebut dalam pembelajaran. Karena telah terbukti dalam hasil penelitian bahwa teknik ini berpengaruh positif terhadap kemampuan membaca siswa. Perlu diupayakan pendekatan-pendekatan tertentu dalam mengajar siswa laki-laki untuk dapat mencapai prestasi belajar membaca yang lebih maksimal sehingga dapat mencapai prestasi sebagaimana siswa perempuan dapat mencapainya.
--------------------------------------------------------------------------------
Pustaka Acuan
Allen, Edward David dan Rebecca M. Valette. 1977. Classroom Techniques for Languages and English as Second Languages. New York: Harcout Brace Jovanovich, Inc.
Barton, Amanda. 1997. “Boy’s Underachievement in GCSE Modern Languages: Reviewing the Reasons”. Language Learning Journal no. 16.
Bowman, Dr. James D. dan S. Ray Bowman. 1991. “Using Television Commercial to Develop Reading Comprehension.” Reading Improvement vol.28 no. 4.
Browne, A. 1996. Developing Language and Literacy. London: Paul Chapman.
Bugel, Karin dan Bram P. Buunk. 1996. “Sex Differences in Foreign Languages Text Comprehension”. The Modern Language Journal vol. 80(1).
Callaghan, Martine. 1998. “An Investigation into the Causes of Boys’ Underachievement in French”. Language Learning Journal no.17.
Davies, Florence. 1997. Introducing Reading. New York: Penguin English.
Davison, Jon dan John Moss ed. 2000. Issues in English Teaching. London: Routledge.
Harris, Vee. 1998. “Making Boys Make Progress.” Language Learning Journal no.18.
Kustaryo, Dra. Sukirah. 1988. Reading Techniques for College Students. Jakarta: Depdikbud. Dirjen Dikti PPLPTK.
Maubach, Anne-Marie dan Carol Morgan. 2001. “The Relationship Between Gender and Learning Styles Amongst a Level Modern Language Students”. Language Learning Journal, No 23.
Mikulecky, Beatrice S. 1990. A Short Course in Teaching Reading Skills. USA: Addison – Wesley Publishing Company.
Wiener, Harvey S. dan Charles Bazerman. 1978. Reading Skills Handbook. USA:
Houghton Mifflin Company.
Catat Ulasan